Jalur Pendakian Gunung Lompobattang Via Lembang Bune (Free Maps)

Gunung Lompobattang adalah salah satu gunung yang menjadi ikon Sulawesi Selatan. Dengan ketinggian 2.874 mdpl, puncaknya bukan hanya sekadar titik tertinggi, melainkan juga saksi sejarah, tempat penuh legenda, dan jalur spiritual masyarakat sekitar. Salah satu jalur resmi yang kerap dilalui pendaki adalah Jalur Lembang Bune. Jalur ini dikenal karena medannya yang cukup menantang, sekaligus menyajikan keindahan bentang alam khas pegunungan tropis: hutan lebat, kabut tipis yang menari, serta suara alam yang seolah memberi iringan sepanjang perjalanan.

Tulisan ini menyajikan informasi lengkap pos-pos pendakian, ketersediaan sumber air, hingga detail konektivitas bagi para pendaki yang berangkat dari Desa Lembang Bune menuju puncak Lompobattang. Data berikut dapat menjadi panduan sekaligus catatan penting agar perjalanan lebih terencana, aman, dan nyaman.

Desa Lembang Bune – Titik Nol Pendakian

  • Koordinat: 5°23'52.8"S 119°54'57.4"E
  • Ketinggian: 1.596 mdpl
  • Jarak Tempuh: 0,00 km
  • Koneksi: Telepon (III) / 4G / Radio / GPS

Perjalanan dimulai dari Desa Lembang Bune, sebuah kawasan pegunungan yang sejuk dengan keramahan khas masyarakat lokal. Dari titik nol ini, pendaki biasanya mempersiapkan logistik, mengurus perizinan, sekaligus memastikan kondisi fisik sebelum menapaki jalur panjang ke atas. Kelebihan besar di titik awal ini adalah akses komunikasi yang masih lengkap—mulai dari telepon, jaringan 4G, hingga radio dan GPS. Artinya, segala persiapan terakhir dapat dilakukan dengan baik sebelum sinyal mulai menghilang di ketinggian.

Pos 1 – Awal Tantangan

  • Koordinat: 5°23'36.1"S 119°55'10.1"E
  • Ketinggian: 1.684 mdpl
  • Jarak Tempuh: 0,80 km
  • Campsite: -
  • Sumber Air: Sungai
  • Koneksi: Radio / GPS

Pos 1 masih berada di ketinggian rendah, namun sudah mulai memperlihatkan vegetasi khas hutan pegunungan. Jalur menuju pos ini relatif landai, dengan jarak tempuh yang pendek. Walau tidak tersedia area perkemahan, keberadaan sungai sebagai sumber air utama menjadi daya tarik tersendiri. Banyak pendaki yang menggunakan kesempatan ini untuk mengisi penuh botol minum mereka sebelum melanjutkan perjalanan.

Pos 2 – Perhentian Favorit Pendaki

  • Koordinat: 5°23'06.2"S 119°55'21.3"E
  • Ketinggian: 1.869 mdpl
  • Jarak Tempuh: 1,93 km
  • Campsite: 10 Tenda
  • Sumber Air: Sungai
  • Koneksi: Radio / GPS

Pos 2 bisa disebut sebagai salah satu campsite utama jalur Lembang Bune. Area ini cukup luas, mampu menampung hingga 10 tenda. Ditambah lagi, keberadaan sungai di dekatnya membuat pos ini sering dipilih sebagai lokasi bermalam, terutama bagi tim yang ingin menata strategi sebelum pendakian lebih curam. Sumber air yang melimpah menjadi poin krusial di sini—pendaki tidak perlu khawatir akan kehabisan pasokan.

Pos 3 – Mulai Menanjak Curam

  • Koordinat: 5°22'44.5"S 119°55'16.2"E
  • Ketinggian: 2.037 mdpl
  • Jarak Tempuh: 2,89 km
  • Campsite: 5 Tenda
  • Sumber Air: -
  • Koneksi: Radio / GPS

Di pos ini, jalur mulai terasa lebih menanjak dan menuntut stamina ekstra. Walau terdapat area untuk mendirikan sekitar 5 tenda, kekurangan utama adalah ketiadaan sumber air. Pendaki harus membawa bekal air dari pos sebelumnya, atau menata rencana agar tidak terlalu lama bertahan di sini. Biasanya pos ini hanya dijadikan tempat transit.

Pos 4 – Sinyal Kembali Muncul

  • Koordinat: 5°22'27.1"S 119°55'29.4"E
  • Ketinggian: 2.244 mdpl
  • Jarak Tempuh: 3,70 km
  • Campsite: 3–5 Tenda
  • Sumber Air: -
  • Koneksi: Telepon (III) / 4G / Radio / GPS

Pos 4 cukup menarik karena akses komunikasi kembali tersedia, baik melalui telepon maupun jaringan 4G. Hal ini bisa sangat berguna untuk mengabarkan posisi tim kepada keluarga atau tim basecamp. Namun, tidak ada sumber air di sini, sehingga pos ini lebih cocok sebagai checkpoint singkat ketimbang lokasi berkemah lama.

Pos 5 – Oase di Tengah Jalur

  • Koordinat: 5°22'17.0"S 119°55'36.3"E
  • Ketinggian: 2.378 mdpl
  • Jarak Tempuh: 4,02 km
  • Campsite: 5–7 Tenda
  • Sumber Air: 300 meter ke kanan
  • Koneksi: Telepon (II) / H+ / Radio / GPS

Pos 5 adalah salah satu titik penting karena menawarkan kombinasi campsite luas dengan akses sumber air (meski agak menantang karena harus berjalan sekitar 300 meter ke kanan jalur utama). Lokasi ini biasanya dijadikan tempat bermalam kedua bila tim melakukan pendakian dengan durasi lebih panjang. Konektivitas cukup baik dengan sinyal telepon dan jaringan H+, meski tidak sekuat di pos awal.

Pos 6 – Menuju Atap Hutan

  • Koordinat: 5°22'08.7"S 119°55'44.3"E
  • Ketinggian: 2.540 mdpl
  • Jarak Tempuh: 4,50 km
  • Campsite: 3–5 Tenda
  • Sumber Air: -
  • Koneksi: 3.5G / H+ / Radio / GPS

Pos 6 berada di ketinggian yang semakin mendekati puncak. Vegetasi mulai berubah, hawa lebih dingin, dan tenaga pun lebih banyak terkuras. Sayangnya, tidak ada sumber air di titik ini. Namun, akses komunikasi cukup stabil dengan sinyal 3.5G/H+, sebuah kemewahan di jalur pendakian.

Pos 7 – Kreativitas Air Tertampung

  • Koordinat: 5°21'51.0"S 119°55'52.6"E
  • Ketinggian: 2.643 mdpl
  • Jarak Tempuh: 5,14 km
  • Campsite: 5–7 Tenda (Terpisah)
  • Sumber Air: Tampungan Botol
  • Koneksi: Radio / GPS

Pos 7 menarik karena ketersediaan air hanya berupa tampungan botol hasil akal pendaki sebelumnya. Walau sederhana, hal ini menunjukkan kearifan komunitas pendaki dalam saling membantu. Area perkemahan cukup luas meski tersebar, cocok bagi tim yang cukup besar.

Pos 8 – Persinggahan Sementara

  • Koordinat: 5°21'40.4"S 119°56'04.3"E
  • Ketinggian: 2.656 mdpl
  • Jarak Tempuh: 5,63 km
  • Campsite: 2–3 Tenda
  • Sumber Air: -
  • Koneksi: Radio / GPS

Pos 8 relatif kecil, hanya dapat menampung 2–3 tenda. Dengan ketiadaan sumber air, pos ini lebih sering dijadikan tempat transit cepat sebelum menuju pos selanjutnya.

Pos 9 – Pancuran Mini yang Menyegarkan

  • Koordinat: 5°21'33.3"S 119°56'12.3"E
  • Ketinggian: 2.763 mdpl
  • Jarak Tempuh: 6,11 km
  • Campsite: 4 Tenda
  • Sumber Air: Pancuran mini 1 meter
  • Koneksi: Radio / GPS

Pos 9 memberi kejutan manis dengan adanya pancuran mini setinggi 1 meter. Walau kecil, pancuran ini adalah emas bagi pendaki yang mulai kehabisan bekal air menjelang puncak. Area perkemahan cukup memadai untuk tim kecil.

Puncak Lompobattang – Tranggulasi

  • Koordinat: 5°21'23.0"S 119°56'11.3"E
  • Ketinggian: 2.874 mdpl
  • Jarak Tempuh: 6,59 km
  • Campsite: 4–6 Tenda (30 meter setelah puncak)
  • Sumber Air: -
  • Koneksi: Radio / GPS

Akhirnya, tibalah pendaki di Puncak Lompobattang, titik tranggulasi dengan ketinggian 2.874 mdpl. Dari sini, panorama luas Sulawesi Selatan terbentang, seolah membuka lembaran baru bagi setiap pendaki. Walau tidak ada sumber air di puncak, keberadaan campsite kecil sekitar 30 meter setelahnya memungkinkan pendaki bermalam untuk menyaksikan matahari terbit dari atap Sulawesi Selatan.

Peta Pendakian Gunung Lompobattang:

Jalur Lembang Bune – Puncak Lompobattang menghadirkan kombinasi keindahan, tantangan, dan strategi logistik. Dari keberadaan sungai di pos awal, pancuran kecil di pos 9, hingga keterbatasan sumber air di pos-pos tinggi, semua menuntut perencanaan matang. Setiap pos punya karakteristiknya sendiri—ada yang ideal untuk bermalam, ada yang hanya cocok sebagai tempat transit.

Pendaki yang menghargai detail jalur, menjaga lingkungan, dan memanfaatkan informasi dengan bijak akan merasakan bahwa Lompobattang bukan sekadar gunung untuk ditaklukkan, melainkan sahabat alam yang harus dihormati.

Posting Komentar

0 Komentar