Kabupaten Takalar mendapatkan kado istimewa dalam perayaan hari jadinya tahun ini. Di tengah semangat membangun sektor pariwisata, sebuah destinasi baru hadir menyapa masyarakat Sulawesi Selatan. Gunung Mammetang, gunung kecil dengan pesona alam luar biasa, kini resmi dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata alam dan pendakian terbaru di Kabupaten Takalar.
Keputusan ini merupakan bagian dari komitmen Penjabat (Pj) Bupati Takalar, Dr. Muhammad Hasbi, S.STP, M.AP, M.I.Kom, dalam mengembangkan potensi wisata daerah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal melalui sektor pariwisata berbasis alam.
Gunung Mammetang memang tidak setinggi gunung-gunung besar di Sulawesi Selatan seperti Bawakaraeng atau Latimojong, namun daya tariknya tidak kalah memikat. Dengan ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menyuguhkan keindahan lanskap alami, udara sejuk, serta panorama hutan dan perbukitan hijau yang masih sangat terjaga keasriannya.
Lokasi Gunung Mammetang
Gunung Mammetang terletak di Dusun Buakanga, Desa Cakura, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, sekitar 1,5 jam perjalanan dari pusat Kota Makassar. Akses menuju lokasi tergolong mudah, karena jalannya sudah bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari pusat Kecamatan Polongbangkeng Selatan, perjalanan menuju kaki gunung hanya memakan waktu sekitar 20–30 menit.
Desa Cakura sendiri merupakan kawasan yang terkenal dengan potensi alamnya yang subur dan panorama perbukitan yang menawan. Tak heran jika banyak wisatawan menyebut Gunung Mammetang sebagai “atap kecil Takalar” — karena dari puncaknya, pengunjung dapat melihat bentangan hamparan sawah, desa, hingga garis pantai di kejauhan saat cuaca cerah.
Sejarah dan Peresmian Destinasi Wisata Baru
Gunung Mammetang awalnya dikenal hanya oleh warga sekitar sebagai kawasan hutan lindung dan area konservasi yang dikelola oleh Balai Kehutanan Sulawesi Selatan. Lokasinya yang termasuk dalam kawasan Taman Buru Rusa membuatnya menjadi tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna khas Sulawesi.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, potensi wisata alamnya mulai dilirik. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat setempat, serta komunitas pecinta alam, kawasan ini kemudian dibuka dan ditata agar dapat dinikmati secara aman oleh wisatawan.
Peresmian Gunung Mammetang sebagai destinasi wisata dilakukan dalam suasana peringatan Hari Jadi Kabupaten Takalar. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, pegiat wisata, komunitas pendaki, dan para pejabat daerah. Dalam sambutannya, Pj Bupati Takalar, Dr. Muhammad Hasbi, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat sektor pariwisata lokal yang berkelanjutan.
“Gunung Mammetang akan menjadi ikon wisata baru Kabupaten Takalar. Keindahan alamnya harus kita kelola dengan baik agar menjadi kebanggaan daerah dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar Hasbi.
Rute Pendakian Gunung Mammetang
Meskipun hanya memiliki ketinggian sekitar 400 mdpl, jalur pendakian Gunung Mammetang cukup menantang dan menyenangkan untuk dijajal, terutama bagi pendaki pemula yang ingin berlatih atau mencari suasana mendaki tanpa tekanan ekstrem.
Rute pendakian dimulai dari Basecamp Buakanga di Desa Cakura. Area ini berfungsi sebagai titik registrasi dan persiapan sebelum pendakian dimulai. Biasanya, pendaki melakukan pengecekan perlengkapan dan mendapatkan arahan singkat dari warga lokal atau pemandu yang sudah ditunjuk oleh pengelola kawasan.
Dari basecamp menuju puncak, jalur terbagi dalam tiga etape utama:
- Etape Pertama: Jalur Hutan Campuran (± 20 menit) Pendaki akan melewati jalan setapak dengan kontur tanah padat yang dikelilingi pepohonan tinggi. Suara burung dan serangga menjadi teman perjalanan yang menenangkan. Di beberapa titik, terdapat papan kayu penunjuk arah yang memudahkan pendaki untuk tetap berada di jalur utama.
- Etape Kedua: Punggungan Bukit Berbatu (± 25 menit) Setelah melewati kawasan hutan, jalur akan menanjak lebih curam dengan beberapa bagian berbatu. Pendaki perlu berhati-hati di area ini, terutama saat musim hujan, karena permukaan batu bisa licin. Namun pemandangan di sisi kanan dan kiri mulai terbuka, memperlihatkan hamparan sawah dan desa-desa di bawah.
- Etape Ketiga: Menuju Puncak Mammetang (± 15 menit) Bagian terakhir ini adalah jalur paling menantang karena kemiringannya cukup tajam. Namun begitu mencapai puncak, rasa lelah langsung terbayar. Dari ketinggian 400 mdpl, pendaki dapat menikmati panorama 360 derajat wilayah Takalar, bahkan sebagian Gowa dan Jeneponto tampak di kejauhan.
Total waktu pendakian dari basecamp hingga puncak berkisar 45–60 menit, tergantung pada kecepatan dan kondisi fisik pendaki. Jalur turun memakan waktu sekitar 30–40 menit.
Pesona Alam di Puncak Gunung Mammetang
Puncak Gunung Mammetang bukan hanya sekadar titik tertinggi di kawasan ini, tetapi juga menjadi tempat paling istimewa untuk menikmati panorama Kabupaten Takalar. Saat matahari terbit, sinarnya menembus sela-sela pepohonan, memantulkan cahaya keemasan di permukaan dedaunan. Sementara pada sore hari, langit oranye keunguan menyelimuti horizon laut di barat, menciptakan suasana yang sangat romantis dan menenangkan.
Banyak pendaki memilih untuk berkemah di area puncak atau di bawah punggungan, karena lokasinya cukup datar dan dapat menampung beberapa tenda. Dari sini, malam hari menampilkan langit penuh bintang — sebuah pemandangan yang jarang bisa dinikmati di kawasan perkotaan.
Selain itu, keunikan Gunung Mammetang terletak pada vegetasinya yang masih alami. Beberapa jenis pohon hutan tropis, bambu liar, dan tumbuhan obat tradisional tumbuh subur di sekitarnya. Bagi para pecinta fotografi alam, tempat ini merupakan spot sempurna untuk berburu lanskap dan foto panorama.
Konservasi dan Ekowisata
Sebagai bagian dari kawasan Taman Buru Rusa, pengelolaan Gunung Mammetang tetap mengedepankan prinsip ekowisata berkelanjutan. Artinya, kegiatan wisata dilakukan tanpa merusak ekosistem alami yang ada. Pendaki diimbau untuk mematuhi aturan dasar seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menyalakan api unggun sembarangan, serta tidak merusak vegetasi.
Balai Kehutanan Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Takalar juga telah menyiapkan program edukasi lingkungan yang melibatkan pelajar dan komunitas lokal. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam sekaligus menjadikan Gunung Mammetang sebagai laboratorium alam terbuka untuk pembelajaran ekologi.
Dampak Ekonomi dan Sosial bagi Masyarakat Sekitar
Peresmian Gunung Mammetang sebagai destinasi wisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga peluang baru bagi masyarakat di sekitar Desa Cakura. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, berbagai sektor ekonomi rakyat mulai tumbuh.
Beberapa warga telah membuka usaha warung makan sederhana, tempat parkir, penyewaan perlengkapan camping, dan bahkan layanan pemandu lokal untuk membantu wisatawan mendaki dengan aman. Aktivitas ini secara perlahan menghidupkan kembali ekonomi desa yang sebelumnya bergantung pada sektor pertanian semata.
Rencana Pengembangan Fasilitas Wisata
Pemerintah Kabupaten Takalar melalui Dinas Pariwisata dan Pemuda telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Rencana tersebut meliputi:
- Pembuatan jalur pendakian yang lebih aman dengan tanda arah dan area istirahat.
- Pembangunan area perkemahan resmi di sekitar basecamp.
- Penyediaan toilet umum, gazebo, serta area kuliner lokal di sekitar pintu masuk.
- Pelatihan bagi warga lokal sebagai pemandu wisata bersertifikat.
- Pengembangan spot foto dan area edukasi alam untuk wisata keluarga dan pelajar.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadikan Gunung Mammetang sebagai destinasi wisata yang ramah, aman, dan berdaya saing, tanpa mengorbankan kelestarian alamnya.
Gunung Mammetang, Ikon Wisata Baru Takalar
Dengan diresmikannya Gunung Mammetang sebagai destinasi wisata alam, Kabupaten Takalar kini memiliki ikon baru yang memperkaya daftar tujuan wisata di Sulawesi Selatan. Tidak hanya menjadi tempat pendakian dan rekreasi, kawasan ini juga simbol kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas pecinta alam dalam menjaga dan mengelola potensi lokal secara berkelanjutan.
Gunung ini menjadi pilihan ideal bagi siapa pun yang ingin menikmati alam tanpa harus menempuh pendakian ekstrem. Jalur yang relatif singkat, udara sejuk, serta panorama indah menjadikan Gunung Mammetang cocok untuk keluarga, pelajar, komunitas, hingga wisatawan mancanegara yang ingin merasakan sensasi mendaki di kawasan tropis.
Gunung Mammetang di Kabupaten Takalar bukan sekadar gunung setinggi 400 mdpl, melainkan simbol kebangkitan pariwisata daerah. Rute pendakiannya yang menantang namun bersahabat, pesona alam yang asri, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan membuat destinasi ini memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi magnet wisata baru di Sulawesi Selatan.
Dari puncaknya, kita bisa melihat lebih dari sekadar panorama indah — ada semangat masyarakat, harapan ekonomi, dan komitmen menjaga alam tetap lestari. Gunung Mammetang kini berdiri tegak sebagai “atap kecil” Takalar yang membawa udara segar, bukan hanya bagi pendaki, tetapi juga bagi masa depan pariwisata di Sulawesi Selatan.
0 Komentar