Gunung Latimojong adalah gunung tertinggi di Pulau Sulawesi, menjulang megah dengan ketinggian sekitar 3.478 meter di atas permukaan laut (mdpl). Terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, gunung ini bukan hanya menyuguhkan panorama alam luar biasa, tetapi juga tantangan medan yang tak main-main—cocok untuk para pendaki yang haus akan petualangan sejati.
Untuk mencapai kaki Gunung Latimojong dari Kota Makassar, dibutuhkan perjalanan darat selama sekitar 10 jam. Perjalanan diawali dengan 6 jam berkendara menuju Kota Enrekang, dilanjutkan 1 jam menuju Kecamatan Baraka. Di sinilah biasanya para pendaki melapor dan mengurus izin pendakian di kantor polisi setempat (Polres Baraka).
Perjalanan kemudian berlanjut menuju Desa Rantelemo, menggunakan truk angkutan umum yang hanya tersedia pada hari pasar—yakni Senin dan Kamis. Alternatifnya, pendaki dapat menyewa Jeep, walau tentu biayanya lebih mahal. Jarak Baraka ke Rantelemo sekitar 20 km, namun jalannya rusak parah, menjadikannya tantangan tersendiri.
Dari Rantelemo, pendaki harus berjalan kaki sekitar 1 jam menuju Desa Karangan—basecamp awal pendakian Gunung Latimojong. Di desa ini, pendaki wajib melapor ke rumah Kepala Dusun, yang juga terbuka untuk diinapi.
Informasi Pendakian Gunung Latimojong
- Basecamp: Desa Karangan
- Waktu Tempuh ke Puncak: ±11,5 jam
- Sumber Air: Pos 2, Pos 5, Pos 7
Rincian Jalur Pendakian
Basecamp – Pos 1 Buntu Kacilin (120 menit)
Jalur awal melintasi perkebunan kopi dan jagung milik warga, menyusuri ladang dengan banyak percabangan yang bisa menyesatkan. Beberapa sungai kecil juga harus diseberangi.Pos 1 adalah tanah datar sempit tanpa sumber air. Dari sini terlihat jelas dampak penggundulan hutan yang cukup masif.
Pos 1 – Pos 2 Sarumpa'pak (60 menit)
Jalur mulai masuk hutan lebat dengan kontur menurun. Pendaki harus waspada karena jalur melipir di pinggir jurang. Jalur ini berakhir di sebuah lembah dengan sungai deras. Pos 2 berada di bawah batu besar, di tepi sungai. Tempat mendirikan tenda sangat terbatas.
Pos 2 – Pos 3 To Nase (60 menit)
Inilah jalur paling terjal sepanjang pendakian. Mendaki curam tanpa kompromi hingga mencapai Pos 3, yang berupa tanah datar sempit tanpa sumber air.
Pos 3 – Pos 4 Peuwean(60 menit)
Medan lebih bersahabat, relatif landai. Pos 4 sendiri tidak jauh berbeda dari Pos 3—cukup datar tapi sempit dan tanpa sumber air.
Pos 4 – Pos 5 Solohtama (90 menit)
Jalur sedikit menanjak namun bisa dinikmati. Pos 5 cukup luas, memungkinkan untuk mendirikan beberapa tenda. Sumber air bisa ditemukan dengan menuruni jalur ke kiri. antara pos 5 kelima kita akan lewat di sebuah pohon yang dinamakan gerbang cinta.
Pos 5 – Pos 6 Perangngian (60 menit)
Medan masih menanjak dengan vegetasi yang mulai berubah. Pos 6 tidak memiliki keterangan khusus, namun menjadi titik transisi menuju kawasan yang lebih magis.
Pos 6 – Pos 7 Pentuanginan (120 menit)
Inilah hutan lumut yang indah dan mistis. Suasana hijau lembap dan sunyi memberi kesan berada di dunia lain. Pos 7 berada dekat sungai, dan merupakan tempat favorit bermalam sebelum summit attack. Di sini vegetasi mulai terbuka.
Pos 7 – Puncak Rante Mario (120 menit)
Pendakian menuju puncak Rante Mario, titik tertinggi Gunung Latimojong, lebih landai namun penuh percabangan. Pendaki harus ekstra hati-hati memilih jalur yang tepat.
Setelah melalui hutan terbuka dan padang rumput, pendaki akan menemukan lapangan luas yang menjadi pintu gerbang terakhir sebelum mencapai puncak. Di sinilah Tugu Latimojong berdiri, menandakan pencapaian tertinggi di Sulawesi.
Catatan Penting
- Persiapkan logistik dengan matang—akses ke warung dan angkutan terbatas.
- Gunakan jasa porter lokal jika perlu; mereka mengenal medan dan bisa jadi penyelamat saat tersesat.
- Suhu di puncak sangat dingin, bahkan bisa lebih menusuk tulang dibanding puncak-puncak di Jawa.
- Jaga kebersihan dan etika pendakian, karena Gunung Latimojong bukan hanya puncak geografis, tapi juga puncak kearifan lokal Sulawesi.
Mendaki Gunung Latimojong bukan hanya soal menaklukkan ketinggian, tapi juga menyelami kekayaan alam dan budaya Sulawesi Selatan. Ini adalah perjalanan penuh tantangan, peluh, dan rasa takjub—di setiap jengkal jalurnya. Jika kamu mencari petualangan sejati, maka Latimojong menunggu untuk kamu tapaki.
0 Komentar